Berkurban bagi umat Islam hukumnya adalah sunah muakad artinya ibadah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ibadah Qurban dalam praktiknya yang tersirat adalah sebuah bentuk pengorbanan seorang hamba kepada sang pencipta dengan melakukan penyembelihan hewan Qurban seperti Unta, sapi, kambing dan domba yang dagingnya dibagikan kepada pihak – pihak yang berhak menerimanya.
Merujuk pada surat Al Kautsar yang diturunkan di kota Mekkah bahwa berkurban adalah manifestasi atau bentuk wujud syukur manusia kepada Alllah SWT atas segala kenikmatan yang begitu besar dan banyak.
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak
2. Maka dirikanlah sholat karena tuhanmu; dan berkurbanlah
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Pada ayat 1 dijelaskan bahwa Allah memberikan kenikmatan yang banyak maksud nikmat yang begitu banyak menurut para mufassirin kenikmatan yang banyak adalah :
1. Allah memberikan telaga Kautsar tempat Rosulullah SAW dan umatnya minum sebelum masuk ke surga
2. Nabi Muhammad diberi Kenabian
3. Satu satunya nabi yang bisa memberikan syafaat di hari kiamat
4. Allah SWT memberikan Al- Quran kepada nabi Muhammad SAW
Pada ayat 1 dijelaskan bahwa Allah memberikan kenikmatan yang banyak maksud nikmat yang begitu banyak menurut para mufassirin kenikmatan yang banyak adalah :
1. Allah memberikan telaga Kautsar tempat Rosulullah SAW dan umatnya minum sebelum masuk ke surga
2. Nabi Muhammad diberi Kenabian
3. Satu satunya nabi yang bisa memberikan syafaat di hari kiamat
4. Allah SWT memberikan Al- Quran kepada nabi Muhammad SAW
Dari begitu banyaknya kenikmatan yang Allah berikan kepada nabi Muhammad SAW, Allah SWT memerintahkan kepada nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk mengerjakan sholat dan berkurban sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.
Kandungan isi surat Alkautsar mengajarkan kepada kita untuk selalu bersyukur atas segala anugrah kenikmatan seperti detak jantung yang masih berdetak, kita masih menghirup udara segar dan terutama kenikmatan Iman dan Islam yang masih menetap pada jiwa kita dan masih banyak kenimatan yang tidak dapat dihitung sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ibrahim ayat 34.
وَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Dengan melihat dan merasakan kenikmatan yang telah Allah berikan maka selayaknya kita bersyukur dengan menyembelih hewan kurban yang sesuai dengan syariat Islam karena berkurban adalah salah satu ibadah yang sangat dicintai Allah SWT sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Hakim, Ibnu Majah dan Tirmidzi :
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah pada hari Qurban manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah dibanding mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.”
Berkurban bukan saja dianjurkan bagi orang yang mampu atau sedang diberikan kelapangan rizqi tetapi bagi orang hidup pas pasan tetapi punya keinginan berkurban
Dalam bulan Dzulhijjah saat ini, wujud syukur dan pendekatan diri kepada Allah melalui berbagi rezeki dapat diwujudkan dalam ibadah kurban. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda sampai dengan saat ini, berkurban bisa benar-benar sangat besar manfaatnya bagi yang menerima. Bagi yang sulit dalam mencari kebutuhan pangan, kurban bisa menjadi solusi meringankan kebutuhan hidup.
Dengan beberapa hal ini kita bisa mengetahui bahwa berkurban memiliki dua dimensi hikmah.
Pertama, dimensi vertikal dalam bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Ini juga bisa diketahui dari kata kurban itu sendiri berdasarkan etimologi yang berasal dari bahasa Arab Qaruba – Yaqrubu – Qurban wa Qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat.
Kedua, dimensi horizontal atau sosial di mana dengan kurban akan mampu menggembirakan orang-orang yang membutuhkan pada Hari Raya Idul Adha.